Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

Question Mark

Sabtu, 07 Mei 2011

Kembali dalam tanda tanya beripikir pada poin yang sama,jinjit pada tebing yang sama.Hatiku jadi batu memandang semua biasa.Aku menyusuri jejak tak berbayang yang tapaknya hanya nampak seperempat.Menunggu saat adrenalinku mulai menggebu memompa suasana.Mati pada pelatuk yang sama,tertancap peluru yang lebih runcing dan terbuai dalam lamunan langit abu abu.Takut sudah aku jinjing dari dulu dan sekarang semakin melebar,seperti membaca simbol pada huruf braile.Menegakkan dagu melihat hidup,menundukan kepala melihat neraka.Seketika bisa luar biasa sebentar jadi manusia.Masa ini seperti berpantonim dalam kaca.Harus kuat disokong baru aku terangkat,hei! sampai kapan?Aku rasa sudah cukup.

Sekarang melaju menuju spektrum.

Bukan Janji

Jumat, 06 Mei 2011

Sudah selesai ,hampir selesai visual masa depan.

Sekejab saja selaju kucur air.

Melihat ke belakang berbayang terang tengok kedepan,mengapa buram?

Kemana harus berteriak saat semua hangat?

Beribarat dari biji tumbuh jadi taji.

Berikrar janji jadi benci.

Menakutkan saat angin berbicara seakan memukul tengkuk.

Mengerikan dikejar tanya.

Aku tertawa dalam tanya tidur dalam bimbang.Halnya aku malu pada ibu juga pada kayu.Bumi dapat kutopang , lautpun tertawa kencang.mengucap kata sesaat saja lantas aku jadi buta.Bermain dengan awan aku jatuh.Jika pipi merah merona kepunyaanku kering keriput.Aku suntuk berselisih dengan hati,hanya menjadi bulan bulanan jidatku.

Menjawab sendiri,mati serentak.

T

Merangkai tulisan atas dasar tali.Dia diam dalam satu simpul,masih sama seperti pertama berjumpa.Lenggangnya tetap sayu menyeret ombak.Suka tekun sampai tertegun melihat bintang.Paham betul dari cinta sampai luka,tertimbul suasana.Berhayal layaknya menuggu 7 bidadari.Ia egois karena punya dunia sendiri,kadang tertawa terkikik kadang menangis meringis. Matanya suka berputar berekspendisi mengedip malu jika tersipu lucunya sampai kadang dinding ikut merona.Kalau malam datang lemas katanya,buat perut bergidik ke jantung lantas hati tersanjung.

Dia,saya

Dia,aku

Dia,tita

Semua mau dia,dia,kamu,kamu,anda,anda.

Tak lepas berandai pada kapan.

Tak jera berandai pada waktu.

Tunggu,Dia

Tunggu,Anda

Tunggu,Kamu

Jembatannya baru runtuh latahnya,hilang menuju Selatan.Lihai menggaruk gatal memori masa lalu.Rangganya lagi pergi bertualang dalam gunung mencari cinta.Semua yang datang hanya bertamu,basa basi.Geramnya,"mereka tetek bengek." Tak pernah berhenti dengan kalau,yang diterjang hanya galau.

Dedicated for Tita Hapsari ,dear my beloved one